Kibor terdiri dari style, voice, sequencer, speaker, parameter monitor, potensiometer volume, pitch atau bend, modulation (portamento) dan tombol tombol multi track. Kibor engan teknologi speaker built in dinamakan portable sound, bila ditambah dengan teknologi rekam mini dinamakan portable sound recorder. Bila di dalam operasi kibor harus menggunakan adaptor. Sintesizer (synthesizer) adalah nama lain kibor yang berarti sintesa (dari suara suara instrumen lainnya), kibor berfungsi sebagai orchestrator atau penyelaras suara dan aransemen (multi arranger). Beberapa voice atau suara yang direkam dalam orchestrator ini bisa diperluas (expandable) dalam pengertian teknologi penyuaraan (sound engineering). Expandable berarti bisa ditinggikan bagian suara treble atau bass atau middle tone.
Perbedaan yang pasti dari pada kibor dengan piano adalah bahwa kibor selalu menggunakan listrik, sehingga lebih dimungkinkan apabila suaranya diperbesar dengan pengeras suara. Piano akustik menngunakan material senar dan hammer stick (batang palu) kecil yang dibungkus cushion leather (busa dan kulit) dan mengandalkan resonansi dan gema yang muncul dari dentuman atau getaran besi senar ke arah besi batangan dan kayu ebony dan memancarkan suara ke seluruh penjuru ruangan. Model perkawinan kibor dan piano adalah electric piano (dengan teknologi digital elektronik) dan sintesa suara piano yang memiliki tingkat kemiripan dan kualitas tinggi.
Sustain pedal didisain terlepas dari body part dan kaki. Kebanyakan pemirsa bingung dengan kesamaan papan nada (kibor), kesamaan cara permainannya (tangga nada, tuts -- hitam dan putih, partitur, chord). Tetapi piano akustik tidak menggunakan drum otomatis (drum machine) kecuali dipasang dengan perangkat keras yang terpisah.
Perbedaan Alat Musik Piano, Keyboard dan Organ
Seringkali orang
masih bingung membedakan alat musik piano, keyboard dan organ. Kami akan
memberikan penjelasannya secara singkat.
Secara mendasar, tidak ada perbedaan
yang berarti antara piano, keyboard dan organ. Alat musik ini prinsipnya
memainkan melodi dan iringan secara bersamaan, sehingga dapat menghasilkan
musik yang utuh dari seorang pemain saja. Persepsi masyarakat mengenai alat
musik piano adalah musik klasik atau jazz, musik yang berkelas, orang yang bisa
memainkannya terkesan hebat dan pintar, sedangkan alat musik keyboard
elektronik terkesan mudah, sederhana dan tidak berkelas. Padahal kenyataannya
tidak demikian. Teori dan teknik memainkannya sama, hanya pada alat musik
organ, pemain juga dapat menambahkan permainan bass pada kaki.
Alat musik piano memiliki tuts yang lebih banyak dibandingkan
keyboard elektronik standar. Hal ini memang disebabkan karena alat musik piano
diciptakan pada mulanya untuk permainan solo sehingga harus menjangkau nada
mulai dari sangat rendah sampai sangat tinggi, supaya semakin kaya variasi.
Sedangkan keyboard elektronik sudah dilengkapi dengan fasilitas suara alat
musik yang beragam sehingga tidak terlalu membutuhkan tuts yang banyak.
Alat musik keyboard memang diciptakan untuk meniru suara piano,
namun harganya bisa lebih murah. Kebanyakan masyarakat juga bisa menjangkau
harga keyboard elektronik ini. Dari sisi pendidikan musik, tidak menjadi
masalah menggunakan alat musik keyboard, yang terpenting adalah pemahaman
musiknya. Selain itu juga keyboard elektronik sudah dilengkapi dengan fitur
metronom maupun irama pengiring (rhythm (style)) untuk membantu pemain pemula
untuk memainkan musik dengan tempo yang tepat, jadi tidak perlu lagi membeli
metronom secara terpisah. Sekarang juga sudah ada software (program) khusus
metronom maupun tuner (untuk menyetel nada pada gitar atau biola), sehingga
bisa disimpan di handphone, laptop, Ipod, dsb. Hal ini semakin mempermudah
musisi dalam berlatih di mana saja karena sifatnya praktis.
Selama ini anggapan orang jika bisa
memainkan piano, maka bisa memainkan keyboard maupun organ. Jadi lebih baik
sekalian belajar piano. Anggapan ini tidak benar. Belajar musik pada dasarnya
sama saja, yang penting adalah pemahaman musiknya. Mau mulai dari alat musik
apapun sama saja. Jangan terjebak pada pernyataan bahwa belajar piano yang
paling hebat, bisa jadi itu adalah strategi pihak-pihak tertentu untuk mengkomersilkan
pendidikan musik. Apalagi alat musik piano juga mahal harganya. Untuk piano
upright (piano tegak) saja sudah mencapai harga di atas 50 juta, apalagi grand
piano (piano datar) bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Pada kenyataannya banyak orang
mengajarkan permainan piano hanya dari sisi tekniknya saja, namun tidak
menekankan pada pemahaman komposisi musiknya. Jika musik hanya dipahami sampai
pada taraf “bisa” memainkan saja maka yang terjadi adalah orang-orang yang
sudah merasa puas dan hebat jika bisa memainkan komposisi tertentu yang
dianggap sulit oleh umum. Namun sebenarnya dia belum memahami intisari dari
musik itu sendiri, terbukti dari ketidakmampuannya untuk membuat komposisi
musiknya sendiri (mencipta lagu sendiri).
Membuat komposisi musik sendiri
tidaklah mudah, perlu pemahaman musik yang dalam, selain kreativitas dalam
berkarya tentunya. Yang terpenting bukanlah alat musik yang digunakan, mau
menggunakan piano, keyboard atau organ tidak menjadi masalah selama orang itu
mempunyai pemahaman musik yang benar. Saat ini, malah sudah marak penggunaan
keyboard virtual (maya) yang hanya berupa program komputer yang dapat
menghasilkan suara seperti keyboard. Orang bisa merancang lagu hanya dengan
menggunakan komputer, bahkan dari IPod, tanpa alat musik sama sekali. Hal ini
hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami konsep musik dengan
baik sehingga dapat berkreasi dengan bebas. Memang alat musik juga mendukung
kreativitas kita dalam membuat musik, namun dengan bantuan teknologi, saat ini
proses penciptaan musik menjadi dipermudah. Semoga melalui artikel ini,
pemahaman kita tentang ragam alat musik semakin bertambah, sehingga tidak lagi
terjadi kesalahpahaman dalam memilih alat musik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar